Halaman

Selasa, 17 Maret 2015

Sahabat Pertama dan Terakhirku

Hai kenalin nama aku Eka. Kali ini aku mau bercerita tentang persahabatanku bersama teman-temanku. Aku punya sahabat yang sangat menyayangiku, mereka adalah Iluh, Candra dan Vian. Kami berjanji untuk tetap bersahabat sampai mati.

Awal kami bertemu adalah, saat itu aku mengikuti tes tertulis di sekolah Favoritku. Awal masuk tes aku merasa takut banget, karena di sekolah itu tak ada satu teman pun yang aku kenal. Bahkan kemana pun aku pergi pasti hanya sendiri kalau nggak yang ditemenin ayahku.

Tapi tuhan memang sayang sama aku, Selesai tes, ada pembagian kelas. Di kelas itu ada seorang teman yang memanggilku dan mengajakku untuk duduk bersamanya. Ternyata nasibnya tak jauh beda sama aku, di sekolah itu dia juga tak ada satu pun teman yang dia kenal. Tapi kini dia dan aku juga punya nasib sama. Yapzz sama-sama menemukan teman baru, ya walau pun Cuma kenal satu orang.

Hari kedua masuk sekolah aku punya teman baru lagi yang ngajak aku kenalan. Namanya Candra dan Vian. Mereka mengajak berkenalan aku dan iluh saat di dalam kelas, karena mereka duduk pas di belakang bangkuku dan iluh, jadi enak deh ngobrolnya. Saat itu vian sih udah lama kenal candra, tepatnya saat mereka pertama masuk tes bersama.
Kami walau pun baru kenal tapi udah sangat akrab banget. Semua hal hampir kami lakukan bersama-sama. Ngerjain tugas, Ke kantin, Liburan, Ke pasar, bahkan nangis dan tertawa pun bareng-bareng sama mereka. Kami memang bukan anak yang pinter, tapi kami anak yang selalu bekerja keras untuk mewujudkan mimpi kami. Saat salah satu dari kami ada yang terpuruk, pasti teman-teman yang lain segera menghibur. Vian dan Candra pernah bercerita kalau mereka punya mimpi untuk menjadi seorang Pianis terkenal dan bikin konser yang sangat heboh, makanya mereka mengikuti kegiatan musik piano di sekolah. Kalau aku dan Iluh juga punya mimpi, kami bermimpi untuk menjadi seorang desainer yang handal dan terkenal pastinya. Jadi aku dan iluh ikut les menjahit.

Tak terasa sudah lama kami bersama. Bahkan sekarang kami sudah kelas XI. Kami juga tetap bersama, kami terpilih masuk di kelas XI IPA 2. Di kelas itu kami juga punya banyak teman yang menyenangkan, tapi sahabat sejati ya tetap VICE. Yaitu, Vian, Iluh, Candra dan Eka. Di kelas XI kami juga mulai mengenal apa itu cinta, Kami juga saling curhat tentang orang yang kami cintai. Tapi ternyata walaupun kami berjanji untuk terbuka satu sama lain, namun tidak dengan aku.

Saat itu iluh bercerita kepada kami kalau dia jatuh cinta dengan kakak kelas kami, namanya Vino. Vino ini kapten basket di sekolah kami, banyak siswi di sekolah yang menggemarinya, ya termasuk aku. Namun perasaan ini tetap aku simpan dalam-dalam, karena aku takut kalau Iluh tau pasti dia marah sama aku. Sedangkan candra kini juga sudah mulai punya kekasih, namanya tia. Dan vian Berpacaran sama anak SMK sebelah, tapi tetep satu yayasan sih, namanya Nia.

Sampai pada persiapan perpisahan kakak kelas. Iluh dan Candra salah satu anggota OSIS di sekolah. Sepulang dari sekolah iluh mampir ke rumah aku, sedangkan aku dan Vian juga sudah lama menunggu kedatangannya. Iluh bercerita kepada aku dan Vian, kalau saat di sekolah tadi dia selalu bareng terus sama si Vino, yappz Vino juga anggota OSIS. Mendengar cerita iluh aku hanya tersenyum manis, walupun dalam hatiku menangis. Sedangkan si Vian terus-terusan bertanya kepada iluh tentang Iluh dan Vino di sekolah, maklum teman kami yang satu ini memang rada KEPO.

Kami melanjutkan belajar kelompok sampai larut malam, sembari menunggu Candra. Candra itu orangnya suka telat gak bisa tepat waktu, setelah ber jam-jam nunggu Candra akhirnya dia datang. Candra mendekati ku dan berbisik, kalau aku dapet salam dari Vino, aku terkejut mendengar itu dan aku pun malah balik marah sama candra.

Keesokan harinya di sekolah tiba-tiba si Vino menghampiriku, saat aku duduk sendiri di taman menunggu Iluh, Candra dan Vian yang masih ke kantin. Vino ngajak aku ngobrol, ya lumayan lama sih. Aku juga merasa aneh dengan si Vino. Tiba-tiba Vian, Candra dan Iluh datang, sedangkan Vino masih saja ngajak aku ngobrol. Iluh yang melihat aku dan Vino duduk berdua, dia langsung lari dan menagis. Aku dan Candra mengejarnya, ingin ku jelaskan semuanya agar dia tak salah sangka dengan aku dan Vino, Tapi apa boleh buat, dia langsung bolos sekolah dan pulang ke rumah.

Sepulang sekolah kami bertiga datang ke rumah Iluh, tapi Iluh tetep marah sama aku dan nggak mau ngomong sama aku, sedangkan sama Candra dan Vian dia biasa-biasa saja. Saat bertemu denganku di sekolah pun dia tak mau menegurku, bahkan dia pindah duduk bersama Vian dan aku duduk bersama Candra. Saat aku pergi ke toilet aku lihat ke lapangan basket, tiba-tiba si Vino menarikku dan menyatakan cintanya kepadaku. Di sudut kantin Iluh melihat semua yang terjadi di lapangan basket itu, Dia langsung mendekatiku dan bilang PENGHIANATT… kepadaku, disitu aku langsung menangis saat mendengar Iluh bilang gitu sama aku.

Sudah hampir dua minggu Iluh marah sama aku, Aku coba jelasin semuanya sama Iluh tapi dia tetap tak percaya padaku. Hingga aku minta Vino untuk menjelaskan semuanya sama Iluh. Vino bilang sama Iluh, kalau dia memang suka sama aku dan menyatakan cintanya padaku, tapi aku tak menerima cintanya karena aku tak mau menyakiti perasaan sahabatku sendiri. Walaupun sebenarnya aku juga cinta sama dia.

Sejak Vino yang menjelaskan semuanya kepada Iluh, tiba-tiba iluh datang dan minta maaf sama aku. Aku, Candra dan Vian kaget saat mendengar Iluh minta maaf sama aku, soalnya baru kali ini iluh minta maaf sama orang, maklum dia yang paling kecil di antara kami dan yang paling Egois.

Dan sejak saat itu juga, persahabatan kami kembali bersatu, kami kembali memulai cerita bahagia yang sudah lama hilang. Sahabat sejati, adalah sahabat yang bisa mengerti. “Kami semua bersatu untuk menggapai semua mimpi. Persahabatan kami lebih berharga dari segalanya.. Persahabatan kami tak akan pernah musnah selamanya. Aku akan tetap bersama kalian semua, sahabat-sahabatku tercinta”. Kami mengucapkan janji persahabatan kami itu di pinggir sungai tempat kami biasa nongkrong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar