Halaman

Selasa, 24 Maret 2015

Hanya Satu Cinta Di Tanjakan Cinta

Bukit menjulang dengan kemiringan 45 derajat landai dan panjang diberi nama Tanjakan Cinta. Tanjakan cinta adalah sebuah jalur di Semeru setelah Pos Ranu Kumbolo menuju arah Oro - Oro Ombo. Ada mitos yang beredar di Tanjakan Cinta dan hal itu sedikit banyak mempengaruhi para pendaki Semeru.

www.belantaraindonesia.org

Tanjakan Cinta, bagi yang pertama kali mendengar kata ini, pastilah akan menganggap bahwa nama tersebut diberikan karena banyak cerita cinta yang indah terjadi di tanjakan tersebut. Atau mungkin tanjakan tersebut merupakan salah satu tanjakan yang dijadikan ajang tempat berduaan untuk menikmati indahnya kisah cinta. Atau mungkin pula berpikir di tempat inilah paling cocok untuk menyatakan cinta. Benarkah?

Nama tersebut berawal dari mitos yang beredar bercerita tentang sepasang kekasih yang mendaki bukit tersebut. Si lelaki berhasil melewati tanjakan lebih dulu dan asyik foto - foto, sementara pendaki wanita tidak kuat dan pingsan terguling ke bawah, kemudian meninggal. Sejak itulah dikatakan barang siapa yang memikirkan pasangannya dan berhasil melewati Tanjakan Cinta tanpa menoleh ke bawah ia akan berjodoh dan cintanya akan abadi selamanya.

Bagi sebagian pendaki ada pula yang yang sudah mengetahui mitos Tanjakan Cinta ini dan tidak percaya dengan mitos tersebut. Keinginan mendaki karena rasa penasaran, ingin merasakan sensasi mendaki ke puncak bukit dan memandang keindahan danau Ranu Kumbolo dari ketinggian.

www.belantaraindonesia.org

Butuh tenaga extra untuk mencapai puncaknya. Namun terbayar dengan romantisnya Ranu Kumbolo dikelilingi pepohonan pinus hijau. Sambil duduk istirahat ditemani semilir angin di sela - sela pohon cemara membuat kaki enggan melangkah.

Selain pemandangan danau yang secara utuh bisa terlihat, di sisi lain bukit akan tampak hamparan padang savana Oro - oro Ombo. Oro - Oro Ombo ini dikelilingi perbukitan dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus.

Padang rumput ini mirip sebuah mangkuk dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan.Dari kejauhan akan tampak titik - titik kecil para pendaki yang sedang melewati padang savana.

www.belantaraindonesia.org

Terbayang bukan apa yang akan Anda dapatkan sebelum atau setelah melalui Tanjakan Cinta? Ya, indah dan luar biasa memesonanya sajian alam di Gunung Semeru. Setelah itu Anda akan merindukannya dan sekali lagi datang, teriakan cinta pada Semeru akan berkumandang.

Tanjakan Cinta yang tertinggal hanyalah satu cinta, yakni cinta pada alam Semeru dan alam Indonesia pada umumnya. Katakan hanya satu cinta di Tanjakan Cinta. Cinta pada alam!

Surga Yang Tersembunyi Di Bromo

Datang ke Bromo, seperti biasanya Anda melewati rute normal. Tetapi ternyata ada rute yang tersembunyi dan memutar tetapi menawarkan pemandangan alam yang indah. Di mulai dari Pasuruan kemudian langsung tembus ke Bromo. Benar - benar surga yang tersembunyi di Bromo.

www.belantaraindonesia.org

Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memang selalu seru untuk dijelajahi. Cobalah dalam sekali dua kali untuk melihat indahnya alam taman nasional satu ini dari sisi yang tidak biasa, alias jarang dilewati wisatawan.

Jika biasanya wisatawan mengunjungi Pananjakan untuk melihat sunrise, merasakan eksotisme pasir berbisik, atau menikmati savana di Bukit Teletubbies, cobalah melewati daerah hutan milik Taman Nasional untuk mengelilingi Bromo melalui jalur Pasuruan - Malang.

Bromo dan area sekitarnya memang terletak di sebuah ceruk yang dibagi ke 4 kabupaten di Jawa Timur, Pasuruan, Malang, Lumajang, dan Probolinggo. Anda bisa berangkat dari dusun Kandang Sari yang terletak di Kecamatan Tosari, Pasuruan. Menelusuri jalan setapak dan hutan yang cukup lebat, hingga akhirnya sampai tembus ke Ciri, Malang.

Jalanan yang akan Anda lewati cukup menantang, kadang hanya tanah, kadang berbatu. Ada beberapa bagian yang curam dan becek terkena hujan, ukurannya hanya cukup dilewati satu motor.

Konon katanya, jalur ini biasa digunakan para kompeni Belanda zaman dulu untuk menuju ke pos pemantauan. Pos pemantauan dan bangunannya pun masih tersisa di daerah ini.

www.belantaraindonesia.org

Anda bisa melewati jalan dengan trekking jalan kaki sekitar 3 jam, atau menggunakan sepeda trail. Jalur ini sering dijadikan trayek off road, karena mampu memicu adrenalin siapapun yang melewatinya.

Pemandangan yang bisa dinikmati di jalur ini adalah Gunung Batok berhamparkan savana, dan bukit - bukit berwarna hijau dan kuning keemasan di depannya. Kita bisa melihat bukit Teletubbies dan sumber mata air Widodaren dari atas.

Jika langit cerah, warna biru langit dan awan - awan yang bergerak akan berpadu sempurna dengan warna hijau savana. Sungguh eksotis! Kita juga bisa menikmati padang tumbuhan khas dataran tinggi yang berwarna merah hijau.

Bagi Anda yang suka tantangan dan hal baru, jalur ini sungguh patut dicoba. Apalagi jalur ini masih sepi, jadi jalanan berasa milik sendiri.

10 Gunung Indonesia Yang Sebaiknya Pesawat Terbang Jangan Melintas

Sering kita mengetahui beberapa kecelakaan pesawat yang terjatuh atau terhempas di sebuah wilayah. Hal tersebut bisa terjadi karena faktor cuaca, tehnis hingga hal berbau mistis. Apalagi jika kecelakaan tersebut terjadi di lereng gunung. Dan berikut ini 10 gunung Indonesia yang sebaiknya pesawat terbang jangan melintas.

1. Gunung Sibayak, Sumatera Utara
Gunung Sibayak adalah sebuah gunung yang menghadap ke Kota Berastagi di Sumatera Utara. Gunung ini berada di sekitar 50 kilometer barat daya Kota Medan. Pesawat Fokker F - 28 Garuda Indonesia pada 11 Juli 1979 terjatuh. Sebanyak 4 awak dan 57 penumpangnya tewas.

www.belantaraindonesia.org

Pada 26 September 1997 giliran pesawat Garuda Indonesia Penerbangan GA 152 terjatuh. Sebanyak 222 orang dan 12 awak tewas. Setelah itu, warga Karo menemukan empat bangkai helikopter yang belum terangkut.

2. Gunung Halimun Salak, Jawa Barat
Gunung yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 ini dikenal sebagai tempat yang menyimpan banyak misteri. Pesawat Sukhoi yang jatuh pada 9 Mei 2012 bukanlah pesawat pertama yang jatuh di gunung ini. Sebelumnya, sudah ada enam kali pesawat jatuh di kawasan Nasional Gunung Halimun Salak ini.

www.belantaraindonesia.org

Sebelumnya pada 10 Oktober 2002, pesawat Trike bermesin PKS 098 jatuh di Lido, Bogor yang mengakibatkan 1 tewas. Selain itu, pada 29 Oktober 2003, helikopter Sikorsky S - 58T Twinpac TNI AU jatuh di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor dengan jumlah korban tewas sebanyak 7 orang.

3. Bahorok, Pegunungan Bukit Barisan 
Bahorok berada di sebuah kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Indonesia. Angin Bahorok  merupakan angin yang paling ditakuti warga setempat.Pada 4 September 2009 lalu, Angin Bahorok pernah menyapu wilayah Deli Serdang, Sumatera Utara.

www.belantaraindonesia.org

Ratusan rumah hancur diterpa angin yang dikenal dengan angin puting beliung ini. Pada 29 September 2009, Pesawat Cassa 212 terjatuh diduga terkena angin bahorok di pegunungan Bahorok. Sebanyak 14 penumpang dan 4 kru pesawat tewas.

4. Gunung Ciremai, Jawa Barat
Gunung Ciremai secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.

www.belantaraindonesia.org

Selasa 28 November 2011, pesawat Cessna 172 PK NIP milik Nusa Flying International School ditemukan terjatuh di Kawah Burung Gunung Ciremai itu. Tiga orang yang berada di dalam pesawat seluruhnya tewas.

5. Gunung Merapi, Yogyakarta 
Gunung Merapi adalah gunung berapi yang berada di bagian tengah Pulau Jawa. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.

www.belantaraindonesia.org

Merapi menjadi satu dari enam belas gunung api dunia masuk dalam proyek Gunung Api dekade ini. Keangkeran Gunung Merapi ini, membuat sejumlah penerbangan tidak pernah melintasi gunung tersebut.

6. Gunung Tinombala, Sulawesi Tengah

www.belantaraindonesia.org

Gunung Tinombala berada di pegunungan Bosagong Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Pada 29 Maret 1977 pesawat Merpati Nusantara Airlines jenis DHC-6 Twin Otter beregistrasi PK - NUP jatuh di kawasan pegunungan tersebut. Co - pilot Mochammad Masykoer, flight engineer Abhy Irawan dan 20 orang penumpang tewas. 

7. Gunung Lawu, Perbatasan Jawa Tengah Dan Jawa Timur
Lawu ( 3.265 m ) terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

www.belantaraindonesia.org

Status gunung ini adalah gunung api “istirahat” dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air dan belerang.

Gunung Lawu memiliki tiga puncak, yakni Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.

Senin 31 Januari 2011 Tim SAR Gunung Lawu, Jawa Tengah pernah menyisir lokasi Gunung Lawu karena menerima laporan dari masyarakat yang mendengar suara ledakan yang diduga pesawat jatuh di sekitar Candi Cetho. Hanya saja lokasi suara ledakan tersebut masih simpang siur dan tim SAR tak menemukan pesawat jatuh. 

8. Gunung Kumawa, Papua Barat 
Gunung Kumawa berada di Kabupaten Kaimana yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Kaimana. Pada 9 Agustus 1995 Pesawat HS 748 PK - KHL milik Bouraq Airlines menabrak Gunung Kumawa, Kaimana, Irian Jaya. Sebanyak 7 awak dan 3 penumpang tewas.

9. Gunung Sangkareang, Nusa Tenggara Barat
Gunung Sangkareang masuk dalam kawasan Gunung Rinjani yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung Rinjani merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 M dpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya.

www.belantaraindonesia.org

Pada 25 Januari 1990 Pesawat HS 748 PK - OBW milik Airfast menabrak gunung Sangkareang, Lombok karena cuaca buruk. Tiga crew dan 16 penumpang tewas.

10. Gunung Bromo, Jawa Timur
Gunung Bromo ( dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu ), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.

www.belantaraindonesia.org

Bromo mempunyai ketinggian 2.392 Mdpl itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter ( utara - selatan ) dan ± 600 meter ( timur - barat ).

Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari - jari 4 km dari pusat kawah Bromo. Pada 6 Maret 1979 pesawat terbang Garuda Indonesia, penerbangan 553 Fokker F - 28 yang terbang tanpa penumpang dari Denpasar menuju Surabaya menabrak lereng Gunung Bromo di ketinggian 6.200 kaki. Keempat awak tewas dalam insiden ini. lihat

Sebelum Mendaki Rinjani, Singgahi Dahulu Desa Bayan

Apabila kita suka menjelajahi suatu wilayah baru, akan menjadi menarik untuk mengenal budaya dan sekelumit kehidupan masyarakat setempat. Dan jika Anda memiliki kesempatan untuk mendaki Gunung Rinjani, singgahi dahulu Desa Bayan.

www.belantaraindonesia.org

Jalan - jalan di perkampungan penduduk lokal yang menghuni sekitar kawasan wisata tentu akan menjadi pengalaman mengesankan. Apalagi, sejak dulu Indonesia terkenal memiliki keragaman budaya dan adat istiadat yang dapat menjadi suguhan wisata serta memperkaya pengalaman Anda.

Salah satunya adalah Desa Bayan. Desa Bayan adalah salah satu dari sekian banyak desa wisata di belahan Indonesia yang menarik dikunjungi. Desa Bayan terletak di kaki Gunung Rinjani ( di kawasan sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani ) yang secara administratif berada di wilayah Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Desa adat ini dihuni oleh penduduk asli Lombok, yaitu suku Sasak yang memiliki kearifannya sendiri dalam menjaga kelestarian adat dan alam yang mereka huni. Suku Sasak masih memegang teguh adat dan mematuhi aturan adat yang diwariskan oleh leluhur.

Selain keindahan panorama alamnya, Desa Bayan juga terkenal dengan bangunan tradisional masyarakat Sasak dan tata kehidupan mereka. Atap rumbia, dinding bambu, dan lantai berupa tanah liat yang dipadatkan adalah beberapa ciri khas arsitektur rumah masyarakat Suku Sasak, khususnya di Desa Bayan.

www.belantaraindonesia.org
Suku Sasak
Terdapat pembagian yang jelas pula mengenai wilayah - wilayah bangunan antara bangunan khusus dan bangunan umum. Bagi para pemangku adat, mereka mendiami wilayah Kampu. Wilayah ini adalah wilayah khusus dimana tidak sembarang orang dapat memasukinya; pagar bambu sebagai pembatas wilayah menjadi penegas aturan tak tertulis tersebut.

Di wilayah ini terdapat beberapa rumah adat yang pembagian dan namanya pun disesuaikan dengan fungsi atau sifat dari sang pemangku adat.

Rumah - rumah adat ( bale )—yang rangka konstruksinya sebagian besar dari campuran kayu dan bambu—juga memiliki pembagian khusus mengenai desain interiornya. Terdapat inan bale ( induk rumah ) yaitu wilayah khusus atau pribadi untuk menyimpan barang - barang pribadi, seperti harta dan barang berharga, beras, sesaji, dan lainnya. Ada pula wilayah khusus tamu perempuan ( amben bleh ), dan lain sebagainya.

Selain bangunan tersebut di atas, daya tarik Desa Bayan yang lainnya adalah adanya Masjid Bayan yang merupakan masjid tertua di Lombok. Masjid ini juga adalah penanda masuknya Islam ke Lombok oleh salah satu Wali Songo, yaitu Sunan Giri.

www.belantaraindonesia.org
Masjid Bayan
Meski telah beberapa kali direnovasi, masjid yang tingginya hanya 1,5 meter dan luas 10x10 meter ini masih mempertahankan bentuk aslinya. Lantainya masih berupa tanah liat yang dipadatkan, atapnya rumbia dengan rangka bambu, dindingnya pun adalah dinding bambu, serta tidak terdapat listrik.

Penerangan di dalam masjid masih berupa obor. Di sekitar masjid juga terdapat beberapa makam tua yang dipercaya sebagai makam tokoh yang pernah berperan dalam penyebaran Islam di kawasan tersebut. Masjid ini juga menjadi tempat dilaksanakannya beberapa ritual keagamaan dan upacara - upacara tertentu.

Tak jauh dari Masjid Bayan, terdapat kompleks rumah adat yang dikenal dengan nama Bale Adat Gubug Karang Bajo. Terdapat sekira 25 rumah adat yang dihuni oleh beberapa tokoh: lokak pande ( staf ahli ), lokak penguban ( yang mengayomi dan melindungi umat, juga sebagai pembawa payung agung dalam upacara Mauludan ), amak lokak ( tetua adat ), melokak pemangkuan singgan dalem ( intelejen ), dan pemangku melokak walin gumi ( penasehat spiritual ).

Untuk memasuki rumah adat, ada beberapa peraturan yang harus diikuti. Diantaranya adalah mengenakan kain tenunan asli Bayan yang dilapis dengan kain bermotif kotak - kotak. Pakaian selain kain tersebut tidak boleh dikenakan. Untuk bagian kepala, dikenakan sapuk atau jong, sejenis penutup kepala.

www.belantaraindonesia.org

Setelah puas berkeliling desa dan melihat langsung keunikan dan kearifan budaya lokal masyarakat Suku Sasak, kawasan wisata lain yang dapat jadi pilihan ( selain mendaki Gunung Rinjani tentu saja ) adalah mata air Mandala di kawasan hutan adat Desa Bayan, Bangket Bayan, serta Air Terjun Sindang Gile dan Tiu Kelelep.

Air terjun tersebut tepatnya berada di kawasan Desa Senaru ( 2 kilometer dari Desa Bayan ). Untuk menuju air terjun Sindang Gile, sekira dua ratusan anak tangga akan mengantar Anda ke lokasi air terjun dengan ketinggian 40 meter.

Anda dapat mandi di sini, dan konon air terjun ini berkhasiat mengobati penyakit, contohnya reumatik. Sekira 1 kilometer dari sini, ada pula Air Terjun Tiu Kelep ( tinggi sekira 30 meter ) yang memiliki kolam renangnya yang indah.

Menurut kepercayaan masyarakat lokal, mandi di air terjun ini konon dipercaya dapat membuat awet muda dan membuat enteng jodoh bagi yang belum menikah. Selain kedua air terjun ini, tak jauh dari lokasi, tepatnya di bagian atas air terjun Sindang Gile, terdapat kawasan wisata yang menawarkan pemandangan dramatis yaitu Bangket Bayan; kata bangket sendiri adalah berarti sawah.

Mendaki Atapnya Yogyakarta

Mendaki Atapnya Yogyakarta - Gunung Merapi yang berada dalam satu garis lurus dengan Keraton Yogyakarta dan Laut Selatan memiliki peranan penting dalam masyarakat Yogyakarta khususnya dan Jawa pada umumnya. Hal ini diyakini sebagai sebuah trinitas kosmologi yang memiliki hubungan erat satu sama lain. Merapi sebagai api, Laut Selatan perlambang air, sementara Keraton adalah penyeimbangnya.

www.belantaraindonesia.org

Pendakian ke puncak Merapi saat itu kami lalui lewat rute pendakian jalur sisi Utara, yaitu via Dusun Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Plalangan adalah dusun terakhir bila kita akan melakukan pendakian melalui jalur Selo.

Untuk mencapai Base camp Barameru kediaman pak Min, kita harus berjalan kaki melewati jalan aspal menanjak karena tak ada angkutan umum yang lewat kampung ini. Bila ingin lebih mudah kita bisa menggunakan kendaraan sendiri atau menyewa.

Sebenarnya masih ada jalur lain seperti jalur Deles ataupun Babadan. Namun, rutenya relatif lebih sulit sehingga jalur Selo menjadi favorit para pendaki hingga kini. Sementara itu, jalur Selatan via Dusun Kaliadem sudah tidak bisa dilalui pasca erupsi besar tahun 2010 silam.

www.belantaraindonesia.org

Di Base camp Barameru kita bisa beristirahat dan bermalam, tak ada tarif baku, sepantasnya saja. Pendakian kali ini di temani Pemandu dari Belantara Indonesia. Bila ada pendaki yang memerlukan bantuan, pemandu tersebut bisa menjadi porter atau juga guide.

Tarif untuk porter berkisar Rp 130.000 sementara untuk guide Rp 350.000. Siapkan air secukupnya karena kita tak akan menemui mata air selama perjalanan hingga ke puncak. Jangan lupa membawa jaket bila tak ingin membeku disergap dingin udara gunung.

Lama perjalanan normal mendaki Merapi hingga puncak sekitar 5 - 6 jam. Empat hingga lima jam pertama dihabiskan melewati Base camp hingga pos 3 atau Pasar Bubrah, selanjutnya perjalanan selama sekitar satu jam dari Pasar Bubrah ke puncak.

www.belantaraindonesia.org

Perjalanan dimulai dengan tanjakan aspal hingga New Selo, selanjutnya berganti dengan jalan setapak melewati ladang tembakau dan kubis milik penduduk. Setelah berjalan selama kurang lebih 1 jam, gapura selamat datang akan menyambut.

Sekitar sejam perjalanan dari gapura melewati hutan pinus, kita akan sampai di Pos 1 Selokopo Bawah. Dari Pos 1 menuju Pos 2 Selokopo Atas memakan waktu sekitar 1,5 jam dengan medan terjal yang menguras tenaga.

Rute Pos 2 ke Pos 3 atau Pasar Bubrah relatif lebih mudah meskipun tetap dipenuhi batu. Tak ada penerangan selama perjalanan, jadi pastikan headlamp dalam kondisi prima.

www.belantaraindonesia.org

Dalam gelap, bukan berarti tak ada pemandangan yang tak bisa dinikmati. Suasana damai begitu terasa; sayup - sayup terdengar bunyi gamelan yang digelar warga, mengiringi setiap langkah menapaki kerasnya batu sisa - sisa muntahan kawah.

Angin pun tak mau ketinggalan dalam pertunjukan, disapanya pohon - pohon agar ikut bersuara, semakin menambah hawa magis Merapi. Saat berhenti sejenak untuk melepas lelah, terlihat di bawah ribuan lampu bagaikan kerajaan kunang - kunang. Cobalah menengadah ke atas, jutaan bintang memenuhi langit kelam, seperti taburan serbuk peri yang berkilauan.

Sebelum sampai di Pasar Bubrah kami berniat mendirikan tenda untuk istirahat sejenak. Dari tempat menggelar tenda ini, pemandangan rupawan yang telah kami cicipi tadi bisa lebih puas dinikmati. Seolah berada di dunia lain ketika di bawah kaki terlihat ribuan lampu kota, sedangkan mendongak ke atas para penghuni galaksi Bima Sakti tampak jelas.

www.belantaraindonesia.org

Saat mentari datang esok paginya, semua berubah. Gemerlap bintang digantikan cahaya keemasan muncul dari balik Gunung Lawu di sisi Timur, membuat tanah yang kami pijak bak permadani bersulam benang emas dari Persia. Gunung Merbabu dengan tenang duduk di sisi Utara, sementara tiga bersaudara Gunung Slamet, Sumbing dan Sindoro masih sedikit tertutup kabut di sebelah Barat bagaikan komplek piramida Giza di Mesir.

Menikmati suasana Merapi seperti ini seolah mempertanyakan keganasannya yang legendaris, sejenak lupa bahwa gunung ini pernah menelan ribuan nyawa, mengubur peradaban, mengusir Kerajaan Mataram Kuno hingga ke Timur Pulau Jawa.

Bergegas setalah cukup istirahat dan menikmati alam di lereng Merapi, kami segera menuju Pasar Bubrah. Berada di Pasar Bubrah yang 8000 tahun silam adalah kawah Merapi. Rute penuh pasir dan batu menjadi pilihan satu - satunya, tak ada jalan lain.

www.belantaraindonesia.org

Pasir dan kerikil tak cukup kuat menahan pijakan, menarik kaki untuk terus - terusan merosot. Magma beku dari erupsi terakhir juga masih terlalu labil hingga harus ekstra hati - hati memilih batu yang tepat, memaksa kita harus merangkak untuk bisa maju selangkah demi selangkah.

Setelah sekitar 1 jam, bau belerang menghampiri hidung kami. Berdiri di bibir kawah dari gunung paling aktif di negeri ini tentu sebuah pengalaman tak terlupa, 2914 meter tingginya dari permukaan laut. Pemandangan dari sini tak kalah spektakuler, sehingga perjalanan penuh perjuangan serasa tak berbekas, hilang entah ditelan siapa. Kami sudah di Puncak Kandang Geni Gunung Merapi.

Puncak Merapi ini juga merupakan spot favorit para pendaki untuk menikmati sunrise. Hanya saja, tempat yang sempit dan curam menyulitkan para pemburu gambar untuk bisa berpindah - pindah mencari sudut terbaik, apalagi untuk meletakkan tripod.

www.belantaraindonesia.org

Sebelum siang datang, kami segera turun. Perjalanan pulang ke base camp memakan waktu sekitar 4 jam. Disinari cahaya Matahari, terlihat lahan penduduk di lereng gunung. Kawasan ini adalah daerah subur berkat abu vulkanik yang rutin dikeluarkan kawah Merapi.

Sesungguhnya Merapi tak pernah marah; dia hanya menyeimbangkan diri, membagi apa yang dimilikinya untuk alam di sekitarnya.

Mistisnya Kabut Di Gunung Lawu

Kisah mistis dan aneh banyak kita temukan dan hal itu menyelimuti Gunung Lawu yang terletak di perbatasan Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah dan Magetan Jawa Timur. Tetapi keindahan Gunung Lawu terus mempesona para pendaki gunung. Hampir setiap waktu Gunung Lawu tak pernah sepi dari pendaki.

www.belantaraindonesia.org

Gunung yang terletak pada ketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut ( Mdpl ) menjadi salah satu gunung favorit yang wajib dikunjungi. Karena fenomena alam dan mistisnya mengundang sejuta tanya.

Bagi pendaki, kemistisan itu sudah menjadi hal biasa dan tidak mengherankan lagi. Misalnya di puncak ada pasar setan, yakni pasar makhluk gaib tak terlihat yang mana pada malam tertentu ramai seperti pasar nyata. Aura gaib yang angker mulai lereng, lembah, Pos peristirahatan sampai puncaknya sangat terasa.

Dibandingkan gunung lainnya, Gunung Lawu sering terjadi badai kabut atau orang Jawa menyebut ampak - ampak ( pedut ). Menurut kepercayaan masyarakat setempat kabut tersebut sangat berbahaya karena bisa membuat orang jadi tersesat jalan jika nekat menembusnya.

Biasanya jika nanti dalam perjalanan menemui ampak - ampak ( kabut ) jangan meneruskan jalan. Berhenti dan bertiarap di tanah cara menghindarinya adalah dengan bertiarap sampai kabut menghilang.

Jika ada yang pendaki yang tersesat, tapi memiliki niat baik, pasti penunggu gunung Lawu yang berupa  burung Jalak Lawu berwarna kuning gading akan keluar dan menuntun pendaki untuk mencari jalan keluar yang benar.

Tak hanya itu saja, keanehan lainnya juga terasa di Gunung Lawu. Apabila terjadi sesuatu misalnya ada yang  meninggal di gunung tersebut, maka tanda - tanda aneh akan muncul, berupa kabut tebal di sekitar tempat mayat tersebut berada.

www.belantaraindonesia.org

Ada sebuah kisah unik, Tim SAR bermaksud untuk melakukan evakuasi korban meninggal di Gunung Lawu. Awalnya tim SAR belum mengetahui di mana posisi korban itu berasal. Dan kejadiannya di saat itulah muncul kabut misterius berkumpul di satu titik.

Saat terlihat adanya kabut, tim SAR langsung mengetahuinya kalau korban ada di daerah yang ditutupi kabut. Dan memang benar, di lokasi yang tertutup kabut itulah, korban ada di situ.

Selain itu ada larangan agar tidak mengenakan baju, celana, atau jaket berwarna hijau daun dan masih banyak pantangan yang lainnya.

Keanehan lainnya itu bagi orang yang pertama kali mendaki puncak Lawu pasti bingung, di mana puncak Lawu yang sesungguhnya. Puncak Lawu juga penuh mistis, karena letak puncak Lawu justru berada di tengah dan seolah ditutupi.

Bahkan jika kita membuka Google Map di Lawu sebelah barat tertutup cahaya warna kebiruan. Kalau tidak percaya, silakan buka Google Map untuk mengetahui di mana Lawu berada. Walauhualam....

Megahnya Gunung Lawu, Pakunya Tanah Jawa

Gunung Lawu yang terletak di perbatasan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Magetan, Jawa Timur menyimpan berjuta misteri. Karena hal itu, tidak mengherankan banyak kisah misteri yang muncul ke permukaan. Termasuk lahirnya bendera merah putih yang hingga saat ini dipakai sebagai bendera kebangsaan Indonesia. Konon, tercetus pertama kali di puncak Gunung ini.

www.belantaraindonesia.org
Gunung Lawu
Gunung Lawu berdiri kokoh di daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Masyarakat Jawa sangat percaya mitos bahwa puncak Lawu dahulu merupakan kerajaan pertama berdiri di pulau Jawa dan dipercaya memiliki dunia gaib yang misterius.

Tak heran, hingga saat ini, Gunung Lawu masih dianggap sebagai gunung keramat yang memiliki banyak keistimewaan. Bahkan karena keistimewaan yang dimiliki, gunung yang memiliki arti gunung pertama kali berdiri di pulau Jawa ini masih digunakan dan menjadi tempat lelaku spiritual. Bahkan bila ditarik secara garis lurus, Gunung Lawu sejajar tegak lulus tepat di Pura Mangkunegaran.

Bukan berada tepat di Keraton Kasunanan Surakarta. Seperti halnya Keraton Ngayogyokarto yang sejajar tepat dengan Gunung Merapi. Selain itu, Gunung Lawu ternyata berdiri persis di tengah perempatan empat penjuru mata angin.

Sudah sejak jaman dahulu Lawu menjadi tempat untuk laku spiritual para tokoh dan negarawan. Sejak Jaman Kraton sampai saat ini. Puncak Hargo Dumilah merupakan tempat sakral yang sering digunakan untuk semedi, meditasi atau mengolah kebathinan.

www.belantaraindonesia.org

Karena Gunung Lawu memiliki sejarah dan mistik tinggi. Dan dipercaya sejak turun temurun digunakan para raja dan pemipin sebagai tempat menyepi, mencari wangsit atau petunjuk dari Tuhan YME.

Tidak sembarang orang mampu mendaki Gunung Lawu. Semua harus berawal dari niat yang baik. Karena di sana banyak melewati tempat keramat. Banyak pantangan atau larangan yang harus diikuti. Hati, pikiran, ucapan  dan perbuatan harus bersih. Jadi jika niatnya sudah tidak benar jangan harap bisa mencapai puncak Lawu.

Sudah menjadi rahasia umum hampir semua petinggi negara sering menyepi dengan mendaki puncak Lawu. Sejak jaman era Bung Karno, presiden pertama Indonesia ini pun sudah sering melakukan tetirah atau menyepi di Lawu.

Begitu pula dengan Soeharto, sepanjang hidupnya kecintaan terhadap Gunung Lawu tak perlu diragukan. Terlahir sebagai orang Jawa yang sangat menjunjung tinggi nilai budaya jawa. Tak aneh jika kehidupan Soeharto selalu dikaitkan dengan hal mistis.

Dikenal sebagai orang yang sangat menghargai dan menjunjung tinggi budaya leluhurnya, Soeharto sering melakukan lelaku tirakat di puncak Lawu. Dengan bersemedi atau bertapa di tempat keramat di salah satu pusat kekuatan mistis tanah Jawa. Gunung Lawu jadi tempat favorit Soeharto.

www.belantaraindonesia.org

Bahkan sampai beliau menutup mata, Lawu adalah tempat yang sangat di sukai Pak Harto. Terbukti beliau lebih memilih untuk di makamkan di lereng sebelah barat kaki gunung Lawu.

Bahkan tidak hanya dua Presiden di atas saja yang begitu suka dengan Gunung Lawu, almarhum Presiden ke IV, Abdurahman Wahid atau Gus Dur pun jatuh cinta dengan Gunung Lawu. Bahkan Gus Dur ternyata sudah berulang kali pernah mendaki hingga puncak Lawu.

Gus Dur naik ke puncak Gunung Lawu tidak melalui jalur umum seperti Cemoro Sewu Magetan, ataupun Cemoro Kandang di Karanganyar. Gus Dur ke puncak bukan untuk melakukan ritual atau bertapa. Namun sekedar mencari inspirasi untuk menyatu dengan alam.

Gus Dur naik ke puncak Lawu melewati jalur khusus. Yakni melewati Blumbang, Tawangmangu, Karanganyar. Dari jalur itu, langsung menuju pintu masuk Pringgondani.

Kalau naik ke puncak Gus Dur ditandu. Bahkan kalau mau melihat tandu yang biasa di gunakan Gus Dur, hingga saat ini masih tersimpan di pintu masuk Pringgondani. Karena Gus Dur sering naik lewat jalur ini makanya jalannya di buat blok, biar mudah.

Bahkan, menurut salah satu sumber yang enggan disebut namanya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) juga sering mendaki Gunung Lawu untuk menyepi. Terakhir, SBY naik ke puncak Lawu sekira akhir Januari 2013 yang lalu.

Betapa megahnya Gunung Lawu yang merupakan gunung tertua di Pulau Jawa. Gunung Lawu bisa dikatakan sebagai pakunya Pulau Jawa.