Dalam naskah - naskah masa pra - Islam, Gunung Merbabu dikenal sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pamrihan. Secara etimologi, kata "Merbabu" sendiri berasal dari gabungan kata "Meru" yang berarti gunung dan "Abu" yang berarti abu. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke - 15.
Bujangga Manik adalah seorang sakti dari tataran sunda yang berkelana dan pernah singgah dan membuat pertapaan di lereng Merbabu. Perjalanan Bujangga Manik di lereng Gunung Merbabu tecatat dalam naskah catatan Belanda, namun perlu dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut akan kebenarannya.
Terdapat versi yang berbeda terkait dengan nama Merbabu itu sendiri. Menurut versi yang beredar di kalangan Keraton Mataram, konon di Bumi telah berdiri beberapa kerajaan yang saling berperang. Salah satu kerajaan itu, yakni Mamenang, merupakan kerajaan pemenang dari peperangan tersebut. Kerajaan itu berada di bawah pimpinan Maharaja Kusumawicitra.
Waktu itu Resi Sengkala atau Jaka Sengkala atau Jitsaka atau umum menyebutnya Ajisaka telah memberikan nama - nama gunung di seluruh Jawa. Sebelum datang ke Pulau Jawa, sang resi adalah raja yang bertahta di Kerajaan Sumatri.
Karena kemenangan Maharaja Kusumawicitra itu, maka segala sesuatu yang berada di bawah kekuasaannya diganti namanya disesuaikan dengan kebudayaan Mamenang. Nama Gunung Candrageni, yang semua diberi nama Ajisaka, lantas Kusumawicitra menggantinya menjadi Gunung Merapi. Begitu pula dengan Gunung Candramuka, diubah menjadi “Gunung Merbabu“. Sehingga kita mengenal nama Gunung Merapi dan Merbabu.
Terdapat cerita dan keyakinan yang berkembang, baik dalam masyarakat
lereng Merbabu sendiri dan juga para pendaki akan adanya 'Pasar Setan".
Pasar yang dipercaya sebagai pasarnya para makhluk halus. Konon pasar ini hanya
dapat disaksikan bagi yang memiliki keahlian tersendiri namun dapat
dirasakan oleh banyak orang. Keramaiannya sering membuat para pendaki
untuk melihat dan membuktikan kebenarannya.
Kisah keramaian "Pasar Setan" di Gunung Merbabu sudah jadi cerita umum
yang dikenal pula di kalangan pendaki dan pecinta alam. Tempat ini
bahkan dijadikan tempat pos pendakian. Pendaki akan mendirikan tenda dan
beristirahat di sini. Lokasi ini begitu dikenal. Jalan yang terjal dan
medan yang cukup rumit tak jadi penghalang sejumlah pendaki untuk
mengunjungi lokasi ini. Biasanya sebelum mencapai tempat ini pendaki
akan singgah ke Kentheng Songo.
Anda penasaran dengan kisah ini? Silahkan untuk sesekali berwisata alam
sekaligus merasakan keramaian "Pasar Setan" di Gunung Merbabu ini. Entah
bagaimana kebenarannya, pada akhirnya kisah ini menjadi misteri yang
selalu menyelimuti Gunung Merbabu. Sama seperti “saudara kembarnya”
Gunung Merapi yang dituturkan sebagai basis kekuatan gaib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar