Kepler buatan badan antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA) dirancang untuk mejelajahi galaksi Bima Sakti guna mencari planet yang mirip Bumi.
Delapan di antaranya sudah ditemukan, dan konon masih banyak planet lain yang diduga memiliki kandungan yang sama dengan Bumi. (Baca: Ditemukan 8 Planet Baru yang Mirip Bumi)
Misi Kepler yang dinamai dari ahli astronomi era Renaisans, Johannes Kepler itu dipimpin oleh William Borucki. Pesawat antariksa Kepler diluncurkan pada 7 Maret 2009.
Observasi Kepler yang dijalankan pada Mei 2009 hingga April 2013 berhasil mendeteksi lebih dari 554 kandidat planet. Kini, jumlahnya meningkat menjadi 4.175 planet.
"Kepler mengumpulkan data selama empat tahun. Waktu yang cukup lama, kini kami bisa memberi bocoran kandidat planet seukuran Bumi yang mengorbit dalam satu tahun," ujar peneliti Kepler, Fergal Mullally.
Kandidat atau calon planet mirip Bumi itu adalah delapan planet baru yang tengah diperbincangkan.
Mereka di antaranya Kepler-186f, Kepler-62f, Kepler-62e, Kepler-296e, Kepler-296f, Kepler-440b, serta dua planet paling barunya yaitu Kepler-438b dan Kepler-442b.
Kepler (dok.NASA)
Teknologi Kepler
Teleskop Kepler berdiameter 0,95 meter yang disebut fotometer. Instrumen ini diklaim memiliki bidang pandangan yang luas untuk sebuah teleskop astronomi, yaitu 105 derajat persegi.
Fotometer Kepler terdiri dari susunan 42 charge coupled device (CCD), di mana setiap 50x25 mm CCD resolusinya 2200x1024 pixel.
CCD adalah perangkat untuk pergerakan muatan listrik.
Fotometer ini juga dilengkapi dengan ketelitian fotometrik yang mumpuni untuk mengobservasi ruang angkasa dan meninjau “transit" mirip Bumi, serta menghindari gangguan yang berasal dari siklus siang-malam, siklus musiman dan gangguan atmosfer.
Istilah "transit" di sini adalah momen sebuah planet melintasi di depan bintang yang terlihat dari Bumi.
Cara kerja Kepler
Kepler hanya memantau di area luas dalam konstelasi Cygnus dan Lyra. Pesawat Kepler akan mengukur variasi kecerahan dari 100 ribu bintang setiap 30 menit.
Kepler menemukan planet-planet dengan cara melihat lubang kecil di dalam kecerahan sebuah bintang saat si planet tersebut melintasi di depannya.
Sekali terdeteksi, ukuran orbit planet bisa dihitung melalui seberapa lamanya waktu yang dibutuhkan planet tersebut untuk mengorbit di sekitar bintang dan massa bintang tersebut.
Ukuran si planet akan diketahui dari kedalaman transitnya -- seperti seberapa banyak cahaya bintang yang diredupkan -- dan ukuran bintangnya.
Dari ukuran orbit dan suhu bintang, karakter suhu si plane kemudian bisa dihitung. Setelahnya, bisa terungkap apakah si planet layak huni atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar