Halaman

Jumat, 13 Maret 2015

Terungkap, Planet Mars Pernah Punya Lautan Melebihi Arktik

Kevin Dooley/Flickr
Para peneliti dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) menemukan bukti baru bahwa planet Mars dulunya memiliki lautan yang bahkan lebih luas dari Samudera Arktik.

Mengutip dari laporan situs New York Times, para peneliti meyakini air laut tersebut tersebar di sepanjang dataran rendah bagian utara Mars selama berjuta-juta tahun.

Para peneliti memaparkan, kedalaman air yang melingkupi permukaan Mars di masa lalu setidaknya mencapai 137 meter.

Dalam satu waktu, mereka memperhitungkan, lautan sebelah utara Mars bisa menutupi sekitar 19 persen permukaan Mars sendiri. Sebagai pembanding, Samudera Atlantik saja membentang di permukaan Bumi sebanyak 17 persen.

"Keberadaan lautan sebelah utara telah didebatkan selama beberapa dekade, tapi ini adalah pertama kalinya kami memiliki kumpulan data yang kuat dari seluruh permukaan Mars," ujar Michael Mumma selaku pemimpin penelitian di Goddard Center for Astrobiology NASA yang juga menulis laporan ke dalam jurnal Science.

Mumma bersama seorang peneliti planet NASA, Geronimo Villanueva mengukur dua bentuk air yang berbeda di atmosfer Mars.
Pertama kalinya kami memiliki kumpulan data yang kuat dari seluruh permukaan Mars
Michael Mumma
Bentuk pertama mirip dengan kandungan H2O yang terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Sementara bentuk kedua memiliki kandungan yang lebih berat dari air, yakni HDO, di mana inti dari satu atom hidrogen mengandung neutron. Atom itu dinamakan deuterium.

Dua bentuk air tersebut benar ada di Bumi dan keduanya ditemukan pada batu bintang dari Mars.

Kemudian, tingkatan dari air bermuatan lebih berat kini mengindikasikan bahwa dulunya ada air versi lebih ringan yang lalu hilang seiring planet mengalami perubahan.

Para peneliti menemukan atom deuterium delapan kali lebih banyak di atomsfer Mars ketimbang pada air di Bumi.

Mereka berpendapat, temuan ini memberikan perkiraan kuat mengenai banyaknya air di Mars dulu yang bisa menentukan soal seberapa banyak air yang hilang di luar angkasa.


"Air yang lebih banyak memang dulu pernah ada, terutama jika kumpulan air tersebut bertahan dalam waktu lama, pasti kesempatan akan lebih besar untuk terciptanya kehidupan berkelanjutan," ujar Paul Mahaffy, kepala laboratorium eksperimen atmosfer di Goddard Space Flight Center.

Sebelumnya, rover robotik Curiosity milik NASA sempat mengukur molekul air yang ringan dan berat di Kawah Gale pada Desember lalu, kemudian data tersebut juga mengindikasikan bahwa Mars dulu memiliki air berjumlah besar.

Walau jumlah air yang sempat ditemukan Curiosity tak sebesar temuan terbaru tersebut, sang planet merah juga dipercaya memiliki sebuah danau besar di atas permukaan tanah.

Hal ini disimpulkan berdasarkan temuan dari Pegunungan Sharp di Mars. Pegunungan dengan tinggi hampir 5.000 meter ini berada di sekitar Kawah Gale yang ada di planet Mars.

Gunung ini ternyata terbuat dari berbagai jenis dan lapisan sedimen, di mana lapisan ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya kandungan air berupa danau atau sungai.

Tim peneliti pun mengatakan bahwa tanpa keberadaan lautan, akan sulit membayangkan jika danau terbuka tetap stabil selama jutaan tahun di masa lalu, kecuali ada pasokan air dalam jumlah banyak masuk ke kelembaban planet sehingga akan menguap dan beku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar